Minggu, 20 Mei 2012

Diam

Mungkin ranting itu kokoh disaat hujan. Tapi ranting pernah mengisyaratkan bilamana daun mulai gugur dari pohonnya. Jatuh, dan mati. Samar dalam tiap-tiap jendela yang mungkin saja tak kelihatan. Dia dan mereka. Kadang bosan dengan bayangan-bayangan sama. Sesaat daun mungkin tampak tetap kokoh. Melihat, atau hanya bisa merasakan.

Seandainya dia bisa berkata. Mungkin dia akan berkata, kalau dia tidak bisa berbicara lama-lama menggunakan mata, atau hati. Dimana sisa pembakaran lelayang saja tak cukup untuk menggambarkan perasaannya. Bertepi, tapi tanpa batas.

Sebenarnya mereka sama, tapi jarak dinding ringkih itu masih saja menghalangi dedaunan hijau yang ada dipelupuk mata. Dalam diam, daun hanya bisa menyambut ramah tamahnya tanah yang senantiasa menggenggamnya. Atau mungkin saja daun sulit untuk merasakan bagaimana ranting selalu menjaganya?
atau ketika ranting malah tetap melihat sisi lain dari waktu untuk perindu-perindu yang betah dilaut?

Semakin lama, semakin habis. Nyinyir dalam kesendirian ranting yang hanya bisa diam. Betah oleh jawaban kosong tanpa syarat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar